Pembohong ulung

"Aku bohong, demi jaga perasaan kamu. Aku gak mau nyakitin kamu. Gak mau buat kamu sedih."

Dulu, setiap kebohongan akan memiliki maksud yang baik maupun yang jahat. Tapi sekarang, rasanya semua kebohongan yang dibilang demi kebaikan pun ujungnya akan terdengar sangat menyakitkan saat kita mendengar kebenerannya pada akhirnya.

Saat itu, masih sore hari. Waktu dimana aku mendengar saru kebohongan lagi yang kamu lakukan. Aku tahu sekarang kenapa kamu selalu sendiri, tahu kenapa kamu cuek sama setiap cewek, tahu kenapa kamu begini. Aku tahu sekarang.

Seandainya aku mengetahuinya dari dulu, mungkin rasanya tidak akan sesakit ini. Tapi caramu selalu mengelaknya membuatku selalu percaya bahwa kamu memang normal. Tidak ada yang aneh denganmu, tidak ada.

Saat aku mengetahui semuanya. Rasanya seperti aku hidup dalam kebohongan lain yang akan terus menerus menghantui aku. Aku bingung harus bersikap seperti apa. Apakah marah, apa harus menangis atau justru harus tertawa terbahak-bahak hanya untuk kebodohan ku sendiri yang mempercayai kamu begitu saja.

Aku ingin mengungkapnya semuanya. Aku ingin mempertanyakan semuanya kepadamu. Namun, sulit rasanya.

Ini semua rasanya bagai mimpi untukku. Serius, aku merasa tidak dapat menerima semuanya dengan logika ku. Aku terlalu takut untuk bersikap biasa-biasa saja kepadamu. Namun aku juga terlalu takut untuk menerima kenyataannya ketika nanti aku berusaha mencari tahu darimu.

Aku gak ngerti, kamu bukan siapa-siapa untukku. Tapi kamu melakukan semua kebohongan ini kepadaku.

Aku marah, aku membencimu. Namun, semakin aku mrmbencimu atau bahkan saat aku mencoba mengiklaskan semuanya berlalu. Ini semua terasa semakin menyakitkan.

Aku mau berhenti dari semuanya. Berhenti bocara denganmu. Itu yang terbaik untuk kita. Setidaknya, untuk aku.

-Ketika kamu berbohong untuk pertama kalinya, percayalah bahwa kamu akan selalu berbohong kembali untuk selanjutnya-

You May Also Like

0 comments