Titik.

-Aku selalu melihat ke satu titik. Satu titik dimana yang aku tahu disitulah perasaanmu yang sesungguhnya.-

Selalu seperti ini. Selalu ada momen dimana memandangi kamu dari jauh adalah kebahagiaanku. Ini sudah bukan tentang sesuatu yang kita tunggu, bukan tentang siapa yang menyapa terlebih dahulu, dan bukan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Menurutku, ini semua tentang berkata jujur. Berkata tentang perasaan. Kalo aku jadi kamu, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan orang yang menunggu kamu. Aku belajar dari kenangan, belajar dari masalalu. Aku tahu kamu pernah ngerasain hal ini juga. Aku juga tahu kamu pernah merasakan rasa sakit ini. Yang aku tidak tahu adalah kenapa kamu datang kalau kamu tidak mau datang. Kenapa kamu pergi kalau kamu tidak mau pergi? Setidaknya jangan datang, karna ketika kamu datang dan lalu kamu pergi, rasanya seperti aku kehilangan. Aku tahu kamu tahu persis rasanya kehilangan seperti apa. Tapi kamu buta, seakan semuanya tidak terjadi. Seakan aku batu.

Tolong. Tolong belajarlah untuk menetap disini ketika kamu sudah memutuskan untuk menyapaku. Tapi pergilah yang jauh dan menjauh dariku jika memang kamu memilih melupakan dan meninggalkan. Setidaknya jangan memberikan luka di awal.

You May Also Like

0 comments